Mawlana Syaikh Muhammad Hisyam Kabbani qs
13 Agustus 2012 - Fenton Michigan
A`udzu billahi min asy-Syataani 'r-rajim. Bismillahi 'r-Rahmaani 'r-Rahim.
Nawaytu 'l-arba`in, nawaytu'l-`itikaaf, nawaytu'l-khalwah, nawaytu 'l-`uzlah, nawaytu 'r-riyaadah, nawaytu 's-suluk, lillahi ta`alaa fi haadza 'l-masjid.
أَطِيعُواْ اللّهَ وَأَطِيعُواْ الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
Ati`ullaha wa ati`u'r-Rasula wa uli'l-amri minkum.
Ta'ati Allah, Ta'ati Rasul dan orang yang diberikan otoritas atas diri kalian (Surat an-Nisa, 4:59)
Kita sedang mendiskusikan bagaimana cari terbaik mencari perlindungan Allah (SWT) untuk menyingkirkan setan dari jalan kita. Setan memiliki sangat banyak cara untuk datang dan menyerang kami, terutama dengan perilaku malas. Menjadi malas, dan memberikan pekerjaan yang ditugaskan kepadamu kepada orang lain. Setan membuat kita malas dan membuat kita tidak senang bekerja.
Nabi (saw) mendorong para Sahabat (ra) untuk bekerja. Dia mengutus mereka keberbagai tempat dan mereka tidak mengatakan, "Kami harus menjaga keluarga kami, untuk bersama mereka siang dan malam," atau "Saya harus beristirahat dan tidak bisa bekerja lebih dari satu jam. Nabi (saw) selalu mendorong para Sahabat untuk melakukan pekerjaan berat. Apa yang para sahabat Nabi (saw) lakukan adalah tidak mudah, meninggalkan rumah mereka demi pelayanan kepada Allah (SWT), dengan mengajar, mendidik, melakukan pekerjaan berat dan juga mempertahankan iman. Dan tugas atau pkerjaan yang paling sulit adalah berperang, dan mereka tahu bahwa mereka bisa terbunuh, tetapi karena cinta mereka yang besar kepada Allah (SWT) dan kepada Nabi (saw) maka mereka pergi berperang.
Dimasa Nabi (saw), banyak orang yang tidak mau berperang. Sehingga turunlah surat Al-Fath ayat 11
"Orang-orang Badwi yang tertinggal (tidak turut berperang ke Hudaibiyah) akan mengatakan: "Harta dan keluarga kami telah merintangi kami, maka mohonkanlah ampunan untuk kami"; mereka mengucapkan dengan lidahnya apa yang tidak ada dalam hatinya. Katakanlah : "Maka siapakah (gerangan) yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah jika Dia menghendaki kemudharatan bagimu atau jika Dia menghendaki manfaat bagimu. Sebenarnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al-Fath ayat 11).
Itu adalah tanda dari sifat munaafiq. Nabi (saw) menyebutkan cara Setan untuk masuk ke dalam hati kalian dan membuat gosip, dan tidak ada manusia yang terbebas dari gangguan itu kecuali Nabi Muhammad (saw). Setan adalah musalat `alaa tabi` ati 'l-bashar, ia diberikan kekuatan untuk menggoda manusia. Maka kalian harus mengetahuinya. Kalian harus memilih, mengikuti Allah, atau mengikuti Setan. Suatu hari kita berada di jalan Imaan dan besoknya jalan kufur, bukan artinya tidak beriman, tetapi ini bisa berarti bahwa kita tidak taat. Maka kita harus sangat berhati-hati dengan penggunaan kata "kafir," yang dapat digunakan dalam berbagai cara, bukan berarti syirik atau menjadi kafir kepada Allah. Ketika kita tidak bersyukur berarti kekufuran telah masuk kedalam hati kita, maka kita juga harus senantiasa bersyukur atas nikmat yang Allah (swt) berikan.
Kekufuran bisa terjadi ketika Setan mendominasi kalian. Hal pertama yang mereka harus sangat berhati-hati adalah asupan mereka, bukan output. Ketika kalian menarik napas, apakah kalian menarik nafas dengan dzikrullah atau dengan berbagai gosip di dalam hatimu. Ketika kalian salat, setan bisa datang melalui tarikan napasmu, dan mengubah salat kalian menjadi dzikir ash-setan bukan dzikrullah, dan tidak ada yang dapat membantah masalah ini, bahwa sulit untuk khusyu dalam salat, dan hal ini benar terjadi. Segera setelah kalian memulai salat, Setan membanjirimu dengan berbagai macam pikiran, terutama ketika salat berjamaah di belakang imam.
Setan masuk kedalam dirimu melalui setiap tarikan napasmu yang tidak mengingat Allah, melalui salat kalian dan melalui makanan yang kalian makan. Dan hal yang paling berbahaya adalah ketika setan masuk melalui makanan, karena ia akan berbagi denganmu dan akan mengambil keberkahan makanan. Terutama bagi anak yang kidal, mereka makan dengan menggunakan tangan kiri, karena orang tua mereka tidak pernah mengajarkan mereka sedari masih anak-anak untuk makan dengan tangan kanan yang merupakan hak makanan ketika kita makan. Makan dengan garpu ditangan kiri adalah juga merupakan cara setan mengambil keberkahan makanan kita. Maka sunah makan dengan tangan.
Nabi (saw) melarang makan dengan tangan kiri karena Setan akan masuk kedalam darah kalian melalui makanan itu. Bila kalian makan tidak membaca "Bismillahi 'r-Rahmaani' r-Rahiim," maka Setan juga masuk kedalam makanan dan berbagi dengan Anda. Juga ketika kalian hendak berpakaian, dan tidak mengatakan, "'Bismillahir-Rahmaanir' Rahiim." Maka kalian harus senantiasa meminta perlindungan Allah (swt) agar setan tidak dapat mendekati kalian.
Jika kalian mulai berjuang melawan hawa nafsu dan ego diri sendiri untuk melakukan semua ini, maka keinginan perut dan keinginan mengikuti Setan akan ditebang. Ketika kalian berjuang melawan setan, dan untuk berkonsentrasi dalam salat dan doa kalian dan bernapas dengan dzikrullah dan makan dengan Nama Allah, maka semua ini akan mengambil keinginan nafsu akan makanan dari dirimu.
Apa yang Nabi (saw) makan? Grandsyekh `AbdAllah (qs) mengatakan kepada kami sebuah kisah yang saya masih ingat, meskipun itu diceritakan diwaktu yang sudah lama sekali. Dia berkata, "Ketika Nabi (saw) sedang duduk dengan istrinya Sayyida` Aisyah (ra), Nabi (saw) bercerita tentang sepotong roti kami. "
Pada zaman dahulu mereka tidak memiliki tepung halus seperti yang kita miliki hari ini. Tepung Barley masih kasar dan tercampur dengan batu-batu kecil, sehingga ketika mereka memasak dan memakannya, batu-batu kecil itu bisa mematahkan gigi mereka! Itulah sebabnya Nabi (saw) memerintahkan mereka untuk menyediakan air minum ketika mereka makan, agar tidak tersedak dan mati. Di negara-negara Timur Tengah dizaman itu sebagian besar makanan dihidangkan dengan roti, bukan dengan nasi. Sunnah untuk menyajikan air minum di samping Anda ketika Anda makan.
Grandsyekh (qs) melanjutkan, "Nabi (saw) berkata kepada Sayyida` Aisyah (ra), 'Apakah kau melihat jenis roti apa yang kita makan? Salah satu Tanda-tanda Zaman Akhir, adalah bahwa tepung untuk roti mereka sangat halus, dan mereka tidak bersyukur kepada Allah untuk hal itu! Padahal Allah memberi mereka roti yang sangat mewah dan lezat, tidak seperti roti kami dengan batu dan barley kasar, roti mereka jauh lebih lezat berselera daripada roti ini, tapi kami masih bersyukur kepada Allah dan mereka tidak pernah bersyukur. "
`Aisyah (ra) berkata, 'Semoga Allah menjadikan gigi gigi mereka berlubang!" Dan saat ia hendak mengatakan' gigi berlubang, 'Nabi (saw) berkata,' Jangan lanjutkan! "Jika Nabi (saw) tidak menghentikannya, maka gigi semua orang hari ini akan hancur pada usia yang sangat muda! Meskipun dia tidak menyelesaikan doa itu diterima Allah, karena sudah menjadi niatnya untuk mengatakan hal itu, dan karena ketulusan dan iman istri Nabi (saw) dan para Sahabat (ra), maka doa mereka diterima, itulah sebabnya mengapa kita memiliki banyak masalah dengan gigi kita hari ini dan perlu mengunjungi dokter gigi. Dahulu mereka tidak memiliki masalah dengan gigi mereka. Sangat jarang terjadi masalah dengan gigi pada waktu itu.
Nabi (saw) makan roti gandum, yang mungkin dapat membuat kita tersedak, dengan sepiring kecil cuka dan minyak zaitun. Dia akan makan pada jam empat atau lima sore, mencelupkan roti dalam minyak zaitun dan cuka, atau kadang-kadang hanya dalam air, untuk melunakkan roti itu, kemudian dia celupkan ke dalam garam dan makan. Itu adalah makanan mereka.
Lihat apakah makanan kita hari ini? Kebab atau hidangan steak daging. Jika tidak ada daging di atas meja, mereka tidak mau makan! Seperti serigala, kalian hanya mau makan jika ada daging. Meskipun itu adalah sunnah untuk makan daging, Nabi (saw) menganjurkan untuk makan daging setidaknya sekali setiap empat puluh hari untuk menunjukkan bahwa kita tidak seperti Hindu, kita makan daging untuk membedakan diri kita dari mereka.
Nabi (saw) ingin menunjukkan bahwa kita adalah Muslim dan berbeda dari orang-orang yang menyembah patung, tetapi ia juga mengatakan, "Daging memberi sifat keras bagi hati, sehingga Nabi (saw) pun tidak makan daging secara berlebihan, mungkin hanya sekali setiap empat puluh hari.
Jadi Setan datang kepada kita melalui makanan, terutama ketika anak-anak mengisi piring mereka penuh dengan berbagai makanan dan kemudian membuangnya karena tidak dapat menghabiskannya, itu adalah cara yang salah! Bahkan orang dewasapun saat ini mereka mengambil setengah piring makanan dan meninggalkan sisanya. Kalian harus mengambil makanan hanya apa yang cukup kalian makan.
Jangan mengajari anak-anakmu untuk tidak puas dengan sedikit makanan, karena mata mereka ingin memakan semua piring yang tersedia dan menjadi rakus. Dan itu bukan hanya bagi anak-anak saja, kita semua memiliki masalah ini. Ini adalah kerakusan mata, bukan dari perut. Anda dapat dengan mudah memakan makanan yang di dekatmu, tetapi kalian ingin makan dari setiap piring yang dihidangkan, terutama ketika makan prasmanan dalam pesta. Mereka memeriksa setiap hidangan, mengambilnya untuk merasakan apakah itu enak atau tidak. Maka itu adalah waktu di mana Setan datang. Mungkin berkah itu dalam makanan yang kalian pilih untuk tidak kalian makan. Jadi Setan datang kepada kita melalui makanan dan bahkan kita tidak berpikir tentang hal itu.
Setan datang kepada kalian, ketika kita akan berpakaian. Orang-orang berpikir, "Jubbah ini lebih baik daripada yang itu," "Pakaian apa yang harus saya pakai" "Apa jenis pakaian yang harus saya pakai? Pakaian ketat atau pakaian longgar? Biarkan aku berpikir, pakaian longgar tidak terlihat bagus, saya harus memakai pakaian yang ketat agar terilhat menarik untukmu sayangku. Jadi saya akan memakai pakaian ketat ini!
Jika kalian inginkan mendengarkan inspirasi illahi, bukan gosip dari bisikan setan, shahwat al-Batan, keinginan hawa nafsu perut akan berhenti dengan menyebutkan nama Allah sebelum Anda mulai makan, karena dengan Bismillah akan menghentikan campur tangan Setan. Tidak diperbolehkan dalam Islam untuk memasak tanpa wudhu. Jika kalian ingin makanan yang kalian makan menjadi suci, murni, bersih dan penuh dengan berkah, maka kalian harus memasak dengan wudhu, jika tidak maka tidak akan menjadi bersih.
Seperti juga ketika kalian akan salat, kalian tidak bisa shalat tanpa wudhu dan kalian tidak dapat memegang dan membaca mushaf Al-Qur'an tanpa wudhu. Maka kalian juga tidak boleh memasak tanpa wudhu. Memasak tanpa wudhu akan mencegah kemurnian dan keberkahan makanan sampai kepadamu, karena ketika kalian tidak memiliki wudhu berarti kalian menggabungkan kemurnian dengan ketidakmurnian, sehingga makanan kalian menjadi tidak berkah dan tidak suci. Karena itu, sangat penting untuk memiliki wudhu.
Dewasa ini orang pergi keluar untuk makan di restoran halal, dan mereka berpikir, "Ini adalah makanan halal,". Tetapi kalian harus tahu siapa yang memasak makanan itu? Mereka mungkin non-Muslim atau Muslim tetapi memasak tanpa wudhu. Mereka memasak di dapur dimana tidak ada yang melihat mereka. Mungkin saja mereka memasak tanpa mencuci tangan dan tanpa wudhu, bahkan mereka memasak sambil merokok yang menyebabkan makanan menjadi kotor. Mungkin saja makanan itu lezat tetapi tidak memiliki keberkahan. Jadi jika kalian mencari makanan halal, maka masaklah makanan secara halal, dan pastikan bahwa makanan itu halal dan berkah dari semua sisinya.
Dan jika kita membaca syahadat sebelum kita makan dan berdoalah,"Yaa Allah, buatlah makanan ini berkah bagi kami, maka makanan itu akan menjadi sumber keberkahan bagi kita dan itu makanan itu menjadi 100% murni dan tersucikan.
Sayyid Jamaluddin al-Ghumuqi al-Husayni (q) memiliki dua murid sejati yang, ketika mereka berkata, "Allahu Akbar!" maka muncul dihadapan mereka Ka`bah, ketika mereka berdua bangkit dari salat langsung berada di depan Kabah. Jangan berpikir ini adalah hal yang ajaib, tidak! Untuk awliyaullah ini seperti permainan anak-anak. Siapapun mereka yang saleh dan tulus, yang telah mencapai tingkat Hakikat at-Thayy, yaitu waktu dan ruang dilipat untuk dia, maka dia dapat bergerak melintasi Amerika ke China lebih cepat dari cahaya, seolah-olah jarak itu berada dalam satu negara.
Dengan kekuatan 'Bismillahi' r-Rahmaani 'r-Rahiim,' kalian akan dapat mencapai kemana saja yang kalian inginkan! Pengetahuan ini akan datang di saat Sayidina Mahdi (as): Haqiqat at-Thayy, adalah Realitas Ruang Waktu Dunia Dilipat." Dalam satu detik kalian akan berada di tempat lain, dan kemudian kembali ketempat dimana kalian berada! Demikianlah ketika murid itu mulai takbir dalam salat "Allahu Akbar," yang pertama muncul dihadapan mereka adalah Ka`bah.
Jangan berpikir mereka mencapai semua itu dengan mudah, mereka juga diuji kesabaran mereka satu sama lain, dimana murid-murid yang lain memusuhi mereka baik secara fisik, maupun dengan menyebarkan rumor, gibah dan keburukan mereka. Dengan ujian itu adalah bagaimana kalian dapat belajar kesabaran, ketika seseorang menyebarkan rumor tentang kalian dan kalian tidak menjawab atau membela diri kalian, dan hanya mengharap keridhaan Allah semata.
Ini berarti bahwa jika seseorang datang kepadamu dengan rumor, berita buruk tentang seseorang, maka periksalah dan konfirmasikan terlebih dahulu sebelum menjawabnya. Jika kalian menemukan apa yang dikatakan orang itu benar, maka jaga batasanmu, hindari untuk menyebarkan kepada semua orang, tetapi jika kalian merasa itu tidak benar, cobalah untuk menghentikannya, karena itu adalah tugasmu.
Hal ini termuat dalam Al-Quran Surat Al-Hujuraat Ayat 6 :
"yaa ayyuhaa alladziina aamanuu in jaa-akum faasiqun binaba-in fatabayyanuu an tushiibuu qawman bijahaalatin fatushbihuu 'alaa maa fa'altum naadimiina"
"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya, yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu".
Para Awliya disakiti dengan berbagai berita buruk tentang mereka, dan mereka menghadapinya dengan kesabaran maka dengan itulah mereka naik bersama dengan ketulusan mereka, sehingga doa-doa mereka dan salat mereka diterima bahkan dalam sehari mereka dapat salat lima kali dihadapan Kabah.
13 Agustus 2012 - Fenton Michigan
A`udzu billahi min asy-Syataani 'r-rajim. Bismillahi 'r-Rahmaani 'r-Rahim.
Nawaytu 'l-arba`in, nawaytu'l-`itikaaf, nawaytu'l-khalwah, nawaytu 'l-`uzlah, nawaytu 'r-riyaadah, nawaytu 's-suluk, lillahi ta`alaa fi haadza 'l-masjid.
أَطِيعُواْ اللّهَ وَأَطِيعُواْ الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
Ati`ullaha wa ati`u'r-Rasula wa uli'l-amri minkum.
Ta'ati Allah, Ta'ati Rasul dan orang yang diberikan otoritas atas diri kalian (Surat an-Nisa, 4:59)
Kita sedang mendiskusikan bagaimana cari terbaik mencari perlindungan Allah (SWT) untuk menyingkirkan setan dari jalan kita. Setan memiliki sangat banyak cara untuk datang dan menyerang kami, terutama dengan perilaku malas. Menjadi malas, dan memberikan pekerjaan yang ditugaskan kepadamu kepada orang lain. Setan membuat kita malas dan membuat kita tidak senang bekerja.
Nabi (saw) mendorong para Sahabat (ra) untuk bekerja. Dia mengutus mereka keberbagai tempat dan mereka tidak mengatakan, "Kami harus menjaga keluarga kami, untuk bersama mereka siang dan malam," atau "Saya harus beristirahat dan tidak bisa bekerja lebih dari satu jam. Nabi (saw) selalu mendorong para Sahabat untuk melakukan pekerjaan berat. Apa yang para sahabat Nabi (saw) lakukan adalah tidak mudah, meninggalkan rumah mereka demi pelayanan kepada Allah (SWT), dengan mengajar, mendidik, melakukan pekerjaan berat dan juga mempertahankan iman. Dan tugas atau pkerjaan yang paling sulit adalah berperang, dan mereka tahu bahwa mereka bisa terbunuh, tetapi karena cinta mereka yang besar kepada Allah (SWT) dan kepada Nabi (saw) maka mereka pergi berperang.
Dimasa Nabi (saw), banyak orang yang tidak mau berperang. Sehingga turunlah surat Al-Fath ayat 11
"Orang-orang Badwi yang tertinggal (tidak turut berperang ke Hudaibiyah) akan mengatakan: "Harta dan keluarga kami telah merintangi kami, maka mohonkanlah ampunan untuk kami"; mereka mengucapkan dengan lidahnya apa yang tidak ada dalam hatinya. Katakanlah : "Maka siapakah (gerangan) yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah jika Dia menghendaki kemudharatan bagimu atau jika Dia menghendaki manfaat bagimu. Sebenarnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al-Fath ayat 11).
Itu adalah tanda dari sifat munaafiq. Nabi (saw) menyebutkan cara Setan untuk masuk ke dalam hati kalian dan membuat gosip, dan tidak ada manusia yang terbebas dari gangguan itu kecuali Nabi Muhammad (saw). Setan adalah musalat `alaa tabi` ati 'l-bashar, ia diberikan kekuatan untuk menggoda manusia. Maka kalian harus mengetahuinya. Kalian harus memilih, mengikuti Allah, atau mengikuti Setan. Suatu hari kita berada di jalan Imaan dan besoknya jalan kufur, bukan artinya tidak beriman, tetapi ini bisa berarti bahwa kita tidak taat. Maka kita harus sangat berhati-hati dengan penggunaan kata "kafir," yang dapat digunakan dalam berbagai cara, bukan berarti syirik atau menjadi kafir kepada Allah. Ketika kita tidak bersyukur berarti kekufuran telah masuk kedalam hati kita, maka kita juga harus senantiasa bersyukur atas nikmat yang Allah (swt) berikan.
Kekufuran bisa terjadi ketika Setan mendominasi kalian. Hal pertama yang mereka harus sangat berhati-hati adalah asupan mereka, bukan output. Ketika kalian menarik napas, apakah kalian menarik nafas dengan dzikrullah atau dengan berbagai gosip di dalam hatimu. Ketika kalian salat, setan bisa datang melalui tarikan napasmu, dan mengubah salat kalian menjadi dzikir ash-setan bukan dzikrullah, dan tidak ada yang dapat membantah masalah ini, bahwa sulit untuk khusyu dalam salat, dan hal ini benar terjadi. Segera setelah kalian memulai salat, Setan membanjirimu dengan berbagai macam pikiran, terutama ketika salat berjamaah di belakang imam.
Setan masuk kedalam dirimu melalui setiap tarikan napasmu yang tidak mengingat Allah, melalui salat kalian dan melalui makanan yang kalian makan. Dan hal yang paling berbahaya adalah ketika setan masuk melalui makanan, karena ia akan berbagi denganmu dan akan mengambil keberkahan makanan. Terutama bagi anak yang kidal, mereka makan dengan menggunakan tangan kiri, karena orang tua mereka tidak pernah mengajarkan mereka sedari masih anak-anak untuk makan dengan tangan kanan yang merupakan hak makanan ketika kita makan. Makan dengan garpu ditangan kiri adalah juga merupakan cara setan mengambil keberkahan makanan kita. Maka sunah makan dengan tangan.
Nabi (saw) melarang makan dengan tangan kiri karena Setan akan masuk kedalam darah kalian melalui makanan itu. Bila kalian makan tidak membaca "Bismillahi 'r-Rahmaani' r-Rahiim," maka Setan juga masuk kedalam makanan dan berbagi dengan Anda. Juga ketika kalian hendak berpakaian, dan tidak mengatakan, "'Bismillahir-Rahmaanir' Rahiim." Maka kalian harus senantiasa meminta perlindungan Allah (swt) agar setan tidak dapat mendekati kalian.
Jika kalian mulai berjuang melawan hawa nafsu dan ego diri sendiri untuk melakukan semua ini, maka keinginan perut dan keinginan mengikuti Setan akan ditebang. Ketika kalian berjuang melawan setan, dan untuk berkonsentrasi dalam salat dan doa kalian dan bernapas dengan dzikrullah dan makan dengan Nama Allah, maka semua ini akan mengambil keinginan nafsu akan makanan dari dirimu.
Apa yang Nabi (saw) makan? Grandsyekh `AbdAllah (qs) mengatakan kepada kami sebuah kisah yang saya masih ingat, meskipun itu diceritakan diwaktu yang sudah lama sekali. Dia berkata, "Ketika Nabi (saw) sedang duduk dengan istrinya Sayyida` Aisyah (ra), Nabi (saw) bercerita tentang sepotong roti kami. "
Pada zaman dahulu mereka tidak memiliki tepung halus seperti yang kita miliki hari ini. Tepung Barley masih kasar dan tercampur dengan batu-batu kecil, sehingga ketika mereka memasak dan memakannya, batu-batu kecil itu bisa mematahkan gigi mereka! Itulah sebabnya Nabi (saw) memerintahkan mereka untuk menyediakan air minum ketika mereka makan, agar tidak tersedak dan mati. Di negara-negara Timur Tengah dizaman itu sebagian besar makanan dihidangkan dengan roti, bukan dengan nasi. Sunnah untuk menyajikan air minum di samping Anda ketika Anda makan.
Grandsyekh (qs) melanjutkan, "Nabi (saw) berkata kepada Sayyida` Aisyah (ra), 'Apakah kau melihat jenis roti apa yang kita makan? Salah satu Tanda-tanda Zaman Akhir, adalah bahwa tepung untuk roti mereka sangat halus, dan mereka tidak bersyukur kepada Allah untuk hal itu! Padahal Allah memberi mereka roti yang sangat mewah dan lezat, tidak seperti roti kami dengan batu dan barley kasar, roti mereka jauh lebih lezat berselera daripada roti ini, tapi kami masih bersyukur kepada Allah dan mereka tidak pernah bersyukur. "
`Aisyah (ra) berkata, 'Semoga Allah menjadikan gigi gigi mereka berlubang!" Dan saat ia hendak mengatakan' gigi berlubang, 'Nabi (saw) berkata,' Jangan lanjutkan! "Jika Nabi (saw) tidak menghentikannya, maka gigi semua orang hari ini akan hancur pada usia yang sangat muda! Meskipun dia tidak menyelesaikan doa itu diterima Allah, karena sudah menjadi niatnya untuk mengatakan hal itu, dan karena ketulusan dan iman istri Nabi (saw) dan para Sahabat (ra), maka doa mereka diterima, itulah sebabnya mengapa kita memiliki banyak masalah dengan gigi kita hari ini dan perlu mengunjungi dokter gigi. Dahulu mereka tidak memiliki masalah dengan gigi mereka. Sangat jarang terjadi masalah dengan gigi pada waktu itu.
Nabi (saw) makan roti gandum, yang mungkin dapat membuat kita tersedak, dengan sepiring kecil cuka dan minyak zaitun. Dia akan makan pada jam empat atau lima sore, mencelupkan roti dalam minyak zaitun dan cuka, atau kadang-kadang hanya dalam air, untuk melunakkan roti itu, kemudian dia celupkan ke dalam garam dan makan. Itu adalah makanan mereka.
Lihat apakah makanan kita hari ini? Kebab atau hidangan steak daging. Jika tidak ada daging di atas meja, mereka tidak mau makan! Seperti serigala, kalian hanya mau makan jika ada daging. Meskipun itu adalah sunnah untuk makan daging, Nabi (saw) menganjurkan untuk makan daging setidaknya sekali setiap empat puluh hari untuk menunjukkan bahwa kita tidak seperti Hindu, kita makan daging untuk membedakan diri kita dari mereka.
Nabi (saw) ingin menunjukkan bahwa kita adalah Muslim dan berbeda dari orang-orang yang menyembah patung, tetapi ia juga mengatakan, "Daging memberi sifat keras bagi hati, sehingga Nabi (saw) pun tidak makan daging secara berlebihan, mungkin hanya sekali setiap empat puluh hari.
Jadi Setan datang kepada kita melalui makanan, terutama ketika anak-anak mengisi piring mereka penuh dengan berbagai makanan dan kemudian membuangnya karena tidak dapat menghabiskannya, itu adalah cara yang salah! Bahkan orang dewasapun saat ini mereka mengambil setengah piring makanan dan meninggalkan sisanya. Kalian harus mengambil makanan hanya apa yang cukup kalian makan.
Jangan mengajari anak-anakmu untuk tidak puas dengan sedikit makanan, karena mata mereka ingin memakan semua piring yang tersedia dan menjadi rakus. Dan itu bukan hanya bagi anak-anak saja, kita semua memiliki masalah ini. Ini adalah kerakusan mata, bukan dari perut. Anda dapat dengan mudah memakan makanan yang di dekatmu, tetapi kalian ingin makan dari setiap piring yang dihidangkan, terutama ketika makan prasmanan dalam pesta. Mereka memeriksa setiap hidangan, mengambilnya untuk merasakan apakah itu enak atau tidak. Maka itu adalah waktu di mana Setan datang. Mungkin berkah itu dalam makanan yang kalian pilih untuk tidak kalian makan. Jadi Setan datang kepada kita melalui makanan dan bahkan kita tidak berpikir tentang hal itu.
Setan datang kepada kalian, ketika kita akan berpakaian. Orang-orang berpikir, "Jubbah ini lebih baik daripada yang itu," "Pakaian apa yang harus saya pakai" "Apa jenis pakaian yang harus saya pakai? Pakaian ketat atau pakaian longgar? Biarkan aku berpikir, pakaian longgar tidak terlihat bagus, saya harus memakai pakaian yang ketat agar terilhat menarik untukmu sayangku. Jadi saya akan memakai pakaian ketat ini!
Jika kalian inginkan mendengarkan inspirasi illahi, bukan gosip dari bisikan setan, shahwat al-Batan, keinginan hawa nafsu perut akan berhenti dengan menyebutkan nama Allah sebelum Anda mulai makan, karena dengan Bismillah akan menghentikan campur tangan Setan. Tidak diperbolehkan dalam Islam untuk memasak tanpa wudhu. Jika kalian ingin makanan yang kalian makan menjadi suci, murni, bersih dan penuh dengan berkah, maka kalian harus memasak dengan wudhu, jika tidak maka tidak akan menjadi bersih.
Seperti juga ketika kalian akan salat, kalian tidak bisa shalat tanpa wudhu dan kalian tidak dapat memegang dan membaca mushaf Al-Qur'an tanpa wudhu. Maka kalian juga tidak boleh memasak tanpa wudhu. Memasak tanpa wudhu akan mencegah kemurnian dan keberkahan makanan sampai kepadamu, karena ketika kalian tidak memiliki wudhu berarti kalian menggabungkan kemurnian dengan ketidakmurnian, sehingga makanan kalian menjadi tidak berkah dan tidak suci. Karena itu, sangat penting untuk memiliki wudhu.
Dewasa ini orang pergi keluar untuk makan di restoran halal, dan mereka berpikir, "Ini adalah makanan halal,". Tetapi kalian harus tahu siapa yang memasak makanan itu? Mereka mungkin non-Muslim atau Muslim tetapi memasak tanpa wudhu. Mereka memasak di dapur dimana tidak ada yang melihat mereka. Mungkin saja mereka memasak tanpa mencuci tangan dan tanpa wudhu, bahkan mereka memasak sambil merokok yang menyebabkan makanan menjadi kotor. Mungkin saja makanan itu lezat tetapi tidak memiliki keberkahan. Jadi jika kalian mencari makanan halal, maka masaklah makanan secara halal, dan pastikan bahwa makanan itu halal dan berkah dari semua sisinya.
Dan jika kita membaca syahadat sebelum kita makan dan berdoalah,"Yaa Allah, buatlah makanan ini berkah bagi kami, maka makanan itu akan menjadi sumber keberkahan bagi kita dan itu makanan itu menjadi 100% murni dan tersucikan.
Sayyid Jamaluddin al-Ghumuqi al-Husayni (q) memiliki dua murid sejati yang, ketika mereka berkata, "Allahu Akbar!" maka muncul dihadapan mereka Ka`bah, ketika mereka berdua bangkit dari salat langsung berada di depan Kabah. Jangan berpikir ini adalah hal yang ajaib, tidak! Untuk awliyaullah ini seperti permainan anak-anak. Siapapun mereka yang saleh dan tulus, yang telah mencapai tingkat Hakikat at-Thayy, yaitu waktu dan ruang dilipat untuk dia, maka dia dapat bergerak melintasi Amerika ke China lebih cepat dari cahaya, seolah-olah jarak itu berada dalam satu negara.
Dengan kekuatan 'Bismillahi' r-Rahmaani 'r-Rahiim,' kalian akan dapat mencapai kemana saja yang kalian inginkan! Pengetahuan ini akan datang di saat Sayidina Mahdi (as): Haqiqat at-Thayy, adalah Realitas Ruang Waktu Dunia Dilipat." Dalam satu detik kalian akan berada di tempat lain, dan kemudian kembali ketempat dimana kalian berada! Demikianlah ketika murid itu mulai takbir dalam salat "Allahu Akbar," yang pertama muncul dihadapan mereka adalah Ka`bah.
Jangan berpikir mereka mencapai semua itu dengan mudah, mereka juga diuji kesabaran mereka satu sama lain, dimana murid-murid yang lain memusuhi mereka baik secara fisik, maupun dengan menyebarkan rumor, gibah dan keburukan mereka. Dengan ujian itu adalah bagaimana kalian dapat belajar kesabaran, ketika seseorang menyebarkan rumor tentang kalian dan kalian tidak menjawab atau membela diri kalian, dan hanya mengharap keridhaan Allah semata.
Ini berarti bahwa jika seseorang datang kepadamu dengan rumor, berita buruk tentang seseorang, maka periksalah dan konfirmasikan terlebih dahulu sebelum menjawabnya. Jika kalian menemukan apa yang dikatakan orang itu benar, maka jaga batasanmu, hindari untuk menyebarkan kepada semua orang, tetapi jika kalian merasa itu tidak benar, cobalah untuk menghentikannya, karena itu adalah tugasmu.
Hal ini termuat dalam Al-Quran Surat Al-Hujuraat Ayat 6 :
"yaa ayyuhaa alladziina aamanuu in jaa-akum faasiqun binaba-in fatabayyanuu an tushiibuu qawman bijahaalatin fatushbihuu 'alaa maa fa'altum naadimiina"
"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya, yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu".
Para Awliya disakiti dengan berbagai berita buruk tentang mereka, dan mereka menghadapinya dengan kesabaran maka dengan itulah mereka naik bersama dengan ketulusan mereka, sehingga doa-doa mereka dan salat mereka diterima bahkan dalam sehari mereka dapat salat lima kali dihadapan Kabah.
No comments:
Post a Comment