Doa untuk Menghilangkan Penderitaan dan Bencana
Diriwayatkan oleh Sayyidina al-Hasan (r), cucu Nabi (s), dari Ibn Abi ad-Dunya (r) di dalam kitabnya, Kitab al-Mujabiin, Kita mengenai Orang-Orang yang Doanya Dikabulkan oleh Allah (swt):
Kana rajulun min ash-haab an nabi mina ‘l-anshaar, yukanna aw aba mu`allaq. Ada seorang Sahabi dari kaum Anshar pada zaman Nabi (s) yang merupakan seorang pengusaha dan menghasilkan banyak uang. Ia banyak melakukan perjalanan dan banyak orang yang menginvestasikan uangnya padanya karena keuntungannya bagus. Pada suatu hari ketika ia sedang melakukan perjalanannya, seorang perampok menghentikannya. Sulit untuk melihat wajah perampok itu karena wajahnya ditutupi, dan ia menghunuskan pedangnya sambil berkata, “Letakkan semua uang yang kau miliki di atas sana dan aku akan membunuhmu, aku tidak akan membiarkanmu hidup!” Sahabi itu berkata, “Ambillah uangku, tetapi apa perlunya darahku?” Perampok itu berkata, “Aku akan mengambil uangmu dan membunuhmu juga.” Sahabi itu berkata, “Jika engkau tidak membiarkan aku hidup, maka izinkan aku untuk salat empat rakaat sebelum aku mati.” Perampok itu berkata, “Salatlah sesukamu,” aku akan membunuhmu di sini, tetapi jika engkau meminta waktu untuk salat, aku akan memberikannya.”
Jadi Sahabi itu mengambil wudu, salat empat rakaat dan pada sujud terakhirnya ia berdoa:
یَا وَدُودُ ، يَا ذَا الْعَرْشِ الْمَجِيدِ ، يَا فَعَّالُ لِمَا تُرِيدُ ، أَسْأَلُكَ بِعِزِّكَ الَّذِي لَا يُرَامُ ، وَمُلْكِكَ الَّذِي لَا يُضَامُ ، وَبِنُورِكَ الَّذِي مَلَأَ أَرْكَانَ عَرْشِكَ ، أَنْ تُكْفِيَنِي شَرَّ هَذَا اللِّصِّ ، يَا مُغِيثُ أَغِثْنِي ، يَا مُغِيثُ أَغِثْنِي ، يَا مُغِيثُ أَغِثْنِي
Yaa Waduud, yaa Waduud! Yaa Dzal-`Arsyi ‘l-Majiid! Yaa fa`aalun limaa turiid! As’aluka bi `izzika ‘l-ladzii laa yuraam wa bi-mulkika ‘l-ladzii laa yudhaam wa bi-nuurika ‘l-ladzii mala’a arkaana `arsyika an takfiyanii syarra haadza ‘l-lish. Yaa Mughiitsu, aghitsnii! Yaa Mughiitsu, aghitsnii! Yaa Mughiitsu, aghitsnii!
Yang Maha Mencintai, Yang Maha Mencintai! Wahai Dzat Yang Memiliki Singgasana! Wahai Dzat Yang dapat melakukan apa yang dikehendaki-Nya! Aku memohon pada-Mu melalui Keperkasaan-Mu yang tak dapat disakiti, dan dengan Kerajaan-Mu yang tak dapat dikalahkan, dan Cahaya-Mu yang mengisi pilar dari Singgasana-Mu agar Engkau melindungiku dari kejahatan perampok ini! Wahai Dzat Yang menyelamatkan orang dari bencana, selamatkanlah aku! Wahai Dzat Yang menyelamatkan orang dari bencana, selamatkanlah aku!
Segera setelah ia selesai berdoa, seorang kesatria berkuda mendekat dengan sebuah harbah, tombak besar di tangannya. Ia meletakkannya di belakang telinga kudanya. Ketika perampok itu melihatnya, ia mendatanginya untuk berkelahi. Kesatria itu mampu membunuhnya dengan sekali hantam. Kemudian ia mendatangi Sahabi itu dan berkata, “Berdirilah.” Sahabi itu berkata, “Demi Allah dan Nabi-Nya (s), semoga Allah memberimu nyawaku, siapa engkau? Allah telah menyelamatkan aku hari ini melalui tanganmu.” Ia berkata, “Aku adalah seorang malaikat dari langit, dari langit keempat. Ketika engkau berdoa, setelah bagian pertama, aku mendengar pintu-pintu langit terdengar retak dengan suara keras, sami`tu bi-abwaabi ‘s-sama ar-rabi`a qaaqaa. Lalu setelah bagian kedua dari doamu, dajja kabiira, para penghuni langit mulai mendengar kegaduhan. Kemudian setelah bagian ketiga doamu, sebuah suara datang padaku, mengatakan, “Pergilah dan bantulah orang itu!,” jadi aku memohon kepada Allah (swt) untuk mengizinkan aku membunuhnya.
Dan Sayyidina al-Hasan (r) (sang periwayat) mengatakan, “Barang siapa yang mengambil wudu, salat empat rakaat dan berdoa dengan doa itu, Allah akan menerima permohonannya, apakah orang itu mempunyai penderitaan atau tidak.”
Mawlana Shaykh Hisham Kabbani
The supplication (dua) for Calamity
It is related by Sayyidina al-Hasan (r), grandson of the Prophet (s), from Ibn Abi ad-Dunya (r) in his book Kitab al-Mujabeen, Book of Those Whose Du`as Allah (swt) Accepted:
Kana rajulun min as-haab an nabi mina ‘l-ansaar, yukanna aw aba mo`allaq. There was a Sahaabi (r) from the Ansar in the time of the Prophet (s) who was a merchant who made good money. He traveled a lot and people invested their money with him and he brought good profit. One day he was traveling with some money and a thief stopped him. It was difficult to see his face as it was covered, and as he drew out his sword he said, “Put out all the money you have and on top of that, I am going to kill you, I will not leave you!”
The Sahaabi (r) said, “Take the money. What do you need from my blood?” The thief answered, “I am taking your money and I will also kill you.” The Sahaabi said, “If you don’t want to leave me alone, give me permission to pray four raka`ats before I die.” “Pray as much as you like,” said the thief, “I will kill you right here but if you want time to pray, I will give it to you.”
So that Sahaabi (r) made wudu, prayed four raka`ats and then in the last sajda recited this du`a:
یَا وَدُودُ ، يَا ذَا الْعَرْشِ الْمَجِيدِ ، يَا فَعَّالُ لِمَا تُرِيدُ ، أَسْأَلُكَ بِعِزِّكَ الَّذِي لَا يُرَامُ ، وَمُلْكِكَ الَّذِي لَا يُضَامُ ، وَبِنُورِكَ الَّذِي مَلَأَ أَرْكَانَ عَرْشِكَ ، أَنْ تُكْفِيَنِي شَرَّ هَذَا اللِّصِّ ، يَا مُغِيثُ أَغِثْنِي ، يَا مُغِيثُ أَغِثْنِي ، يَا مُغِيثُ أَغِثْنِي
Yaa Wadood, yaa Wadood! Yaa Dhal-`Arshi ‘l-Majeed! Yaa fa`aalan limaa tureed! As’aluka bi `izzika ‘Lladhee laa yuraam wa bi-mulkika ‘Lladhee laa yudaam wa bi-noorika ‘Lladhee mala’a arkaana `arshika an takfiyanee sharra haadha ‘Llis. Yaa Mugheethu, aghithnee! Yaa Mugheethu, aghithnee! Yaa Mugheethu, aghithnee!
O Loving One! O Lord of the Glorified Throne! O You Who does what He wants! I ask You through Your Might which cannot be harmed, and Your Dominion which can not be defeated, and Your Light which filled the pillars of Your Thrown, that You protect me from the evil of this thief! O Savior from Calamity, save me! O Savior from Calamity, save me! O Savior from Calamity, save me!
As soon as he finished his du`a, a knight began to approach with a harbah, big spear in his hand. He had it placed on the ears of his horse. When the thief looked at him, he approached him to fight. The knight killed the thief with just one strike. Then he came to the Companion of the Prophet (s) and said, “Stand up.” The Sahaabi (r) said, “For the sake of Allah (swt) and Prophet (s), may Allah give you my life! Who are you? Allah has saved me today by your hands!” He said, “I am an angel from the angels of the Fourth Heaven. When you made that du`a, after the first part I heard the doors of heavens cracking with a loud noise, sam`itu bi abwaabi sama ar-rabi`a qaaqaa. Then after the second part of your du`a, dajja kabeera, was making lots of noises. Then after the third part of your du`a, a voice came to me saying, ‘Go and help that person!’ I asked Allah to give me permission to kill him.”
And Sayyidna al-Hasan (r) (the narrator) said, “Whoever makes wudu, prays four raka`ats and makes this du`a, Allah will accept it from him regardless if that person has any afflictions or not.”
Shaykh Hisham Kabbani
No comments:
Post a Comment